Story From Palestine #1: Thrilling Moment

Story From Palestine #1: Thrilling Moment

Ana sudah lama banget ga nulis, sensenya sudah banyak hilang. Dan sebenernya ragu untuk nulis perjalanan ana ke Palestina. Tapi karena kemaren sudah share Vlog jadi sekalian aja share tulisan juga, sekalian mulai melatih nulis lagi.

Ana masuk Palestina melalui Jordan, ada beberapa pintu masuk Palestina tapi konon yang paling aman adalah lewat Jordan.

Perjalanan dari International Airport Queen Alia Jordan ke perbatasan Palestina memakan waktu kurleb dua jam dengan memakai bis. Dari awal perjalanan tour guide sudah wanti-wanti kalo nanti di perbatasan Palestina dijaga ketat oleh Israel, tentu saja karena wilayah ini sudah dikuasai oleh israel. Akan ada pengeceken imigrasi yang ketat dan akan ada random checking dari pihak Israel.

Keadaan jadi agak tegang ketika mendekati perbatasan Jordan – Israel (Palestina), perbatasan ini namanya Allenby Brigde. Kondisi jalan dibuat berbelok dan melingkar sehingga setiap kendaraan yang lewat ga akan mungkin bisa memacu kecepatan.

Check point pertama harus melalui pos penjagaan israel. Ada semacam gerbang tol yang dijaga ketat tentara israel bersenjata lengkap. Dan gaes, gerbang ini bukan cuma ada palangnya, tapi di tengah jalan ada semacam besi rintangan setinggi kira-kira 1 meter. Tau besi hydrolic ditempat cucian mobil yang bisa naik turun itu kan? Nah di gerbang check point dibuat besi-besi seperti itu ditengah jalan, ukurannya ga sebesar besi hydrolic cucian mobil. Kalo ga salah liat ada 4 besi ditengah jalan. Jika lolos di check point gerbang dibuka dan itu besi diturunin masuk ke aspal jalan. Bikin melongo waktu liat, segitu amat ya. Ini gerbang pemeriksaan keamanan atau tempat cucian mobil?

Beberapa ratus meter dari check point ada bagian imigrasi israel. Disini rombongan harus turun dari bis, akan ada pemeriksaan passport dan semua barang bawaan. Dan bis tidak bisa melanjutkan perjalanan, akan ada bis lain yang membawa rombongan dari sisi bagian lain imigrasi.

Keadaan agak tegang disini, wajah-wajah rombongan serius semua. Urat dan kulit muka seperti ditarik kenceng, jadi ga bisa senyum. Gimana ga tegang ya, buat ana sendiri ini first time ketemu muka-muka Yahudi didepan mata dan mereka bawa senjata lengkap.

Rombongan masuk ke bagian imigrasi, tas dan semua barang bawaan seperti biasa kena pemeriksaan xray. Sementara kami satu-satu harus masuk bagian pemeriksaan passport.

Pas ana maju, ni yahudi bagian checking nyebutin nama lengkap ana dan tanya pake bahasa inggris apakah ana bisa bahasa arab ga? ana jawab ga bisa. Dan dia ngomong pake bahasa arab (disini sakitnya ga bisa bahasa arab).

Bagian belakang passport ana dikasih stiker dan kasih tanda coretan. Rupanya gaes, coretan ini adalah kode dibagain berikutnya bahwa ana harus ditahan untuk random checking. Passport ditahan dan ana disuruh nunggu dibagian lain imigrasi. Ada sekitar 10 orang yang kena random checking dan passport ditahan.

Tegang? Yes gaes. Tegang pake banget. Kuatir ga bisa keluar dari imigrasi dan pulang ke indonesia tinggal nama.

Next, yang kena random checking disuruh maju satu-satu dan diminta tas + semua yang ada dikantong untuk diperika ulang.

“Please give me your bag and everything in your pockets”, teriak yahudi cewek yang bagian random checking. Kebetulan ana dapat random checkingnya cewek.

Orang yang didepan ana menyerahkan tasnya dan diminta ulang oleh si yahudi untuk mengeluarkan isi kantong baju + celana. Mungkin karena ga ngerti bahasa inggris dia diem aja sampai harus dikasih tau untuk ngeluarin isi kantong. Disini bagian paling tegang, si fulan di depan ana merogoh kantong celananya dan dia ngeluarin benda yang sulit untuk dibayangkan ada dikantong celana. Gaes, dia ngeluarin buah pisang dengan ukuran besar. Iya, buah pisang ukuran gede pula. Wakakaka.

Si yahudi cewek tadi kaget, entah mau marah atau ketawa dia ngomong “keep that one” (udah simpan aja itu pisang). sementara ana yang di belakangnya berusaha kuat untuk ga ketawa karena takut ditembak. Tiba-tiba ada yang nyeletuk “untung ga salah ngeluarin pisang”. wahahahaha. Ketawa ngakak juga akhirnya, ga peduli kalo mau ditembak yang penting ketawa dulu.

Rupanya ni fulan ngantongi pisang dari restoran selepas makan siang ketika di Jordan dan belum sempat dimakan.

Bersambung insya Allah.

Yerusalem,
12 Jumadil Akhir 1441

 

Leave a Reply