Selasa sore adalah salah satu hari favorit karena ada kajian adab dan akhlak di masjid jensud purwokerto.
Moment ini aku pakai untuk berangkat berdua dengan anak pertama. Perempuan, usia 15 tahun. Cantik? ya lah, kan perempuan. Anak gadisku yang sudah beranjak dewasa, namun dengan beberapa alasan belum aku ijinkan untuk menggunakan smartphone.
Kami selalu berangkat berdua, karena ummi-nya harus standby di rumah. Rutinitas setiap selasa sore adalah menjemput anak kami yang kedua ke terminal bis. Dia bersekolah di Purwokerto dan PP menggunakan bis Trans Jateng dengan jam kepulangannya sore.
Sudah menjadi kebiasaan ketika kajian anak perempuanku aku “titipkan” ke teman istri yang rutin hadir kajian. Karena tempat putri ada di lantai dua.
Sore itu sebelum berangkat dapat kabar bahwa teman istri yang biasa samaan anakku kalo kajian ga bisa hadir. Aku spontan kontak ke mas yayo, tanya apakah dia berangkat kajian dengan istri. Qodarullah berangkat sendirian.
Okey, hati mulai berasa gundah. Ni anak cewe ntar kajian duduk sama siapa ya? Agak lebay mungkin, kalo ngerasa worry sama anakku. Orang-orang datangkan buat ikut kajian, bukan mau jahatin orang lain. Dan masjid bukannya tempat paling aman? Hufff…begitulah kalo namanya orang tua.
Beberapa saat selama kajian ga konsen, tapi kemudian Allah ingatkan aku. Allah munculkan ingatan di kepala tentang Allah-lah sebaik-baiknya tempat untuk bergantung dan bersandar.
Ya Robbi, kenapa aku tidak berdoa dan menitipkan anakku kepada Allah, agar Dia menjaganya. Allah adalah sebaik-baik penjaga, dan Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan amanah.
Aku bisa merasakan teguran Allah disini, hatiku gundah dan tidak tenang karena berharap dan bergantung kepada makhluk. Walaupun dalam urusan menjaga anak selama kajian.
Pelajaran yang sangat berharga untuk aku pribadi, semoga Allah selalu menjaga kita semua. Amiin
Diselesaikan di Pejaten, Jakarta Selatan
3 Jumadal Ula 1445 H / 17 November 2023
@dreamcornerdotnet