Antara Takdir dan Kesabaran Sebagai Ayah

Antara Takdir dan Kesabaran Sebagai Ayah.

Ustadz Syafiq Basalamah ketika sesi kajian beliau bercerita ada seorang anak kecil yang memberikan kunci mobil kepada ayahnya. Belum sempurna kunci mobil dipegang oleh sang ayah, anak tersebut melepaskan pegangannya sehingga kunci jatuh kelantai dan pecah / rusak.

Alih-alih marah kepada sang anak, ayah itu berkata kepada anaknya “Nak … sesungguhnya kejadian ini sudah tertulis 50.000 tahun sebelum penciptaan”. Dan kejadian teresebut berakhir dengan tenang tanpa ada kemarahan dari sang ayah.

Sering ana mengalami hal-hal seperti ini dengan anak-anak. kejadian jumat sore kemaren salah satunya. Jumat bada magrib ada kajian rutin UAZ. Biasanya ana dan keluarga berangkat semua start dari rumah jam 17.00 karena harus banyak persiapan sebelum kajian.

Qodarullah jumat ini anak yang nomer dua ga mau ikut kajian, dan minta umminya ga ikut kajian juga. sementara anak yang pertama perempuan minta ikut, dan minta umminya ikut kajian. Singkat cerita pecah perang tangisan karena sama-sama ngotot memperebutkan umminya.

Jam sudah menunjukkan 17.00, keadaan belum mereda. Telambat berangkat kajian sama dengan bakal keringatan mempersiapkan proses pra kajian. Alamat bakal jadi pembalap F1 dijalanan karena jam segitu trafik lumayan padat.

Biasanya dalam keadaan seperti ini ana cenderung emosi untuk segera mengakhiri kerewelal anak-anak dan menghentikan tangis mereka. Marah dan memberi ancaman adalah solusi singkat dan cepat tapi buruk untuk jangka panjang psikoligis anak-anak.

Solusinya? tetap tenang dan meng-iman-i bahwa kejadian ini sudah tertulis 50.000 tahun sebelum penciptaan. Berusaha menenangkan anak-anak dengan lemah lembut. Kemudian berangkat dari rumah jam 17.20 dengan tetap tenang ketika nyupir. Ga ngeluarin skill pembalap F1.

Purwokerto, 13 Dzulhijjah 1439

Leave a Reply