Melangkah dari Syahdu Musik ke Damainya Al-Qur’an

Melangkah dari Syahdu Musik ke Damainya Al-Qur’an

🎵 And I don’t want the world to see me… Cause I don’t think that they’d understand… 🎵

Begitu aku membuka pintu toko outdoor gear untuk beli sandal gunung, suara lirik itu langsung menyergap telingaku. Lagu yang entah sudah berapa lama tak kudengar. Ajaibnya, memori tentangnya langsung menyeruak, menggedor-gedor ingatanku.

Dulu, sebelum aku memutuskan untuk hijrah, musik adalah bagian dari hidupku. Tapi setelah aku berhijrah, aku memilih menutup bab itu rapat-rapat, memasukkannya ke dalam peti, dan menguburnya dalam-dalam.

Namun, begitulah ingatan. Ia tak kenal waktu. Lagu-lagu itu tak cuma membawa liriknya, tapi juga kenangan di baliknya—seperti film lama yang tiba-tiba diputar ulang.

Aku buru-buru menyelesaikan urusan beli sandal, takut kalau-kalau malah betah di sana. Hehe.

Sebelum pulang, aku mampir ke tukang cukur di dekat perempatan lampu merah. Dari luar, aku lihat ada satu pelanggan lagi. Ah, antri satu nggak apa-apa, pikirku.

Aku parkir motor, buka pintu, dan…

🎵 And I don’t want the world to see me… Cause I don’t think that they’d understand… 🎵

Serius? lagu yang sama? Apakah ini konspirasi?

Aku menarik napas panjang sambil duduk di kursi tunggu. Tapi lama-lama, aku nggak tahan juga. Pelan-pelan, aku bilang ke abang tukang cukurnya, “Bang, boleh minta tolong matiin musiknya, ya?”

Dia nggak keberatan, dan lagu itu berhenti.

Hijrah itu nggak mudah. Ada banyak hal yang harus dilepaskan, termasuk musik. Kenapa? Karena musik itu cenderung menyentuh syahwat kita. Kadang, terasa pas banget dengan situasi hati kita, dan itu bisa bikin kita “terkunci” di dalam perasaan itu.

Saat aku memutuskan hijrah, aku belajar untuk mengganti kebiasaan mendengarkan musik dengan sesuatu yang jauh lebih indah: Al-Qur’an.

Awalnya berat. Tapi perlahan, aku mulai merasakan ketenangan yang berbeda. Bukan lagi euforia sesaat seperti saat dengar musik favorit, tapi ketenangan yang benar-benar mengisi hati.

Allah sendiri sudah berfirman:
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’du: 28)

Jadi, meski kenangan kadang muncul tanpa permisi, aku tahu ke mana harus kembali.

Purbalingga,
12 Rojab 1446 H / 12 Januari 2025